Langsung ke konten utama

Tentang Adzan


Especially for Hanif n Ipah.

Bismillah

Bohong orang yang mengaku tidak pernah mendengar adzan. Keterlaluan orang yang tidak hafal ‘lyric' adzan. Tidak usah berteman dengan saya orang yang tidak tahu artinya. Tapi makna atau pesan adzan ini saya pun baru tahu. Dari Ahmed Deedat saya dengar ini. 
  • Allahuakbar.  4 kali.
Allah Maha Besar. Yang lain kecil. Lo lagi apa? Tidur? <KECIL!  Belajar? <KECIL! 
Nonton TV? <KECIL! Main PS? <KECIL! Main futsal? <APALAGI!!
Tinggalin dulu urusan yang kecil, datang ke urusan yang besar, Maha Besar. Dengarkan seruan ini.

Lalu ada 2 prinsip.
  • Asyhaduallaailaahaillallah. 2 kali.
Aku bersaksi tiada yang patut disembah selain Allah.
Berhentilah menyembah (mendewakan, menganggap penting diatas segalanya) uang, harta, popularitas, lawan jenis, kedudukan. Karena hanya Allah yang patut disembah, didewakan.

  • Asyhadu ana Muhammadarrasulullah. 2 kali.
Aku bersaksi Muhammad itu utusan Allah. Dia Bukan tuhan, bukan anak tuhan, bukan dewa, bukan malaikat. Jangan keliru seperti umat-umat yang lain. Muhammad SAW hanyalah manusia, utusan Allah.

Kalau anda menerima kedua prinsip ini, ada pesan untuk anda, ina dia:
  • Hayya alassolaaah. 2 kali.
Marilah (ayo datang) kita shalat. Bukan sono lo shalat. Tapi marilah datang – mengajak bersama, berjamaah (di masjid)!

  • Hayya alal falaah. 2 kali.
Marilah (ayo datang) menuju kemenangan/keberhasilan. Ini sukses yang hakiki. Shalat (berjamaah) kunci sukses dunia akhirat.

Dan seruan ini ditutup kembali dengan:
  • Allahuakbar. 2 kali.
Lo mau datang atau gak datang (shalat), gak ngaruh buat Allah. Allah tetep Maha Besar.

  • Laailahaillallah
Sok aja kalau terus mau mendewakan uang, harta, popularitas, kedudukan. Kenyataannya tetap gak ada Tuhan selain Allah.

Semoga bermanfaat.
Wallahualam.                                                                                                                                                                              

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Tentang Shalat

Predikat sholeh atau alim sering kita berikan kepada orang-orang yang menjaga shalatnya. “Dia mah anaknya sholeh banget, shalat 5 waktunya gak pernah bolong”. Ada yang aneh kalau dipikir-pikir. Kita yang aneh, persepsi kita.                    Shalat 5 waktu = Muslim yang sholeh.  Padahal shalat itu kewajiban seorang Muslim. Shalat itu salah satu rukun Islam. Berarti tanpa shalat kita tidak ber-Islam dan bukan seorang Muslim. Yang berarti shalat 5 waktu membuat kita menjadi Muslim. Jadi persamaan ini rasanya lebih tepat:          Shalat 5 waktu = Muslim (aja, standar). Shalat 5 waktu itu sangat biasa, karena kita Muslim. Shalat inilah yang membedakan kita dengan agama yang lain. Kita puasa, agama lain pun puasa. Kita zakat, agama lain pun begitu. Shalat itu Islam dan hanya Islam. Its what makes us unique .  Sakin...

Belajar Menjadi, Dan Dari, Orang Tua

Bismillahirrahmanirrahiim Jika Allah mengizinkan, saya akan diamanahkan seorang anak beberapa hari lagi . I can’t really tell you how I am feeling - perasaannya mungkin terlalu campur aduk. Tapi saya bisa sedikit berbagi tentang hal-hal yang mulai ngumpul dikepala, dan yang paling utama adalah: “bagaimana caranya jadi orang tua yang baik?” Untuk menjawab pertanyaan ini saya sudah mulai baca-baca beberapa judul buku dan article tentang parenting. Tapi terus saya berpikir: “Ngapain saya capek-cape nyari buku tentang parenting, sedangkan contoh real, nyata, terbukti dan sangat terasa keberhasilannya ada di dalam hidup saya!” Meminjam istilah yg di pake Randy Pausch:  “I won the parent lottery” . Kalo takdir pembagian orang tua itu sebuah undian, maka saya dan adik2 saya lah pemenang utamanya. Kami telah dihadiahkan oleh Allah orang tua yang terbaik. (Namun, sedikit sekali kami bersyukur untuknya). Kenapa saya merasa beruntung? Well, let me tell you a tiny bit abo...

Renungan, After He's Gone

Its been over a month since my father passed away. We are still in mourning because we miss him. Mungkin nanti seiring berjalannya waktu, rasa shock, sedih dan kangen itu akan mulai perlahan hilang. But a part of me don’t want that feeling to go away. Pengen terus kangen. Sebenarnya saya pribadi sudah sering diam-diam mempersiapkan diri untuk merasakan rasa kehilangan ini. Setiap kali kami sekeluarga ngumpul, selalu ada lintasan pikiran yang bilang: suatu saat pasti personil berkurang satu. Pasti. It could even be me. But you just cant prepare yourself mentally for things like these. Apalagi semendadak ini. Sejak kejadian kemarin, yang sering kepikiran kebaikan-kebaikan almarhum, flashback adegan di mobil saat sakratul maut, mikirin apa yang dipikirkan oleh Ayamu di momen-momen terakhir, gimana almarhum di alam kubur. Semoga Allah shows love to him the way he loved us. Tentu ada hal lain juga yg muncul di pikiran seperti bagaimana saat saya nanti mengalami sakratu...