Langsung ke konten utama

Filosofi Futsal Porda Kota Bandung


Tercatat sudah di dalam sejarah olah raga Jawa Barat. Tahun 2010 tim Kota Bandung menjuarai cabang paling anyar dalam gelaran PORDA JABAR - cabang Futsal.

Profil pemain-pemain yang membawa tim ini juara bukan lagi menjadi rahasia bagi para pencinta futsal di Bandung, bahkan Jawa Barat. Tapi yang hingga kini masih menjadi rahasia adalah filosofi yang diusung para pemain tersebut untuk meraih keberhasilan saat itu: Filosofi Uhud.

Setiap setelah shalat subuh berjamaah di masjid, para pemain kembali ke kamar mes untuk melakukan pengajian bersama. Bukan hal istimewa, hanya membaca quran bersama dan tausiyah singkat. Hal biasa, namun efeknya luar biasa.

Subuh itu kami agak lelah karena sehari sebelumnya menjalankan pertandingan dan memenangkannya dengan telak, alhamdulillah. Namun rutinitas harus tetap dijalankan. Waktu itu giliran RT (kamar) 1 untuk menjadi tuan rumah pengajian. Penghuni RT 1 adalah Julinur, Ragil, Restu, Jaer dan saya sendiri. Sebelumnya kami telah memutuskan Ragil yang akan menyampaikan tausiyah. Materi tausiyah pun segera dicari dan didapatkan. Tentang Perang Uhud. Dan Ragil pun bertausiyah:

Perang Uhud dikibarkan oleh kaum Quraish terhadap kaum Muslimin untuk membalas dendam atas kekalahan mereka pada Perang Badr.
Dalam perang Badr, pasukan Muslimin yang berjumlah 313 orang berhasil mengalahkan pasukan Quraish yang berjumlah 1000 orang.
Pada perang Uhud, Quraish berhasil membalas dendam dengan menaklukkan kaum muslimin di bukit Uhud. Faktor-faktor penyebab kekalahan kaum Muslimin adalah hal yang menarik untuk kita pelajari.


  1. Percaya diri berlebihan. Karena telah memenangkan perang sebelumnya, kaum muslimin merasa sombong dan terlalu yakin akan mendapatkan kemenangan.
  2. Tidak menaati perintah pemimpin (Rasul). Nabi Muhammad memerintahkan para pasukan pemanah yang distasiunkan di atas bukit untuk bertahan di tempat itu apapun yang terjadi. Tapi para pemanah itu memutuskan untuk turun setelah melihat lawan yang mulai perlahan mundur.
  3. Merayakan kemenangan sebelum pertempuran benar-benar berakhir. Para pemanah muslimin itu memutuskan untuk turun karena menganggap pertempuran sudah dimenangkan.
  4. Tergiur oleh wanita dan harta. Hal utama yang mendorong para pemanah untuk meninggalkan posnya adalah banyaknya wanita Quraish dan harta rampasan perang yang ditinggalkan oleh kaum quraish.

    Pada akhirnya, kaum muslimin berhasil dikepung oleh pasukan Quraish yang beralih menguasai pos-pos yang ditinggalkan para pemanah Muslimin itu.
    
      Yang penting dalam sejarah bukan tanggal-tanggal, tapi pelajaran yang bisa diambil.
      Maka empat poin tersebut kami terjemahkan ke dalam konteks futsal:
     
  1. Jangan merasa sombong atas kemenangan yang sudah diraih.
  2. Selalu ikuti instruksi pelatih saat berada di lapangan.
  3. Jangan merayakan kemenangan atau lengah sebelum pertandingan/kejuaraan benar-benar berakhir.
  4. Fokus selalu terhadap pertandingan. Jangan terkecoh oleh godaan harta dan wanita.

Inilah Filosofi Uhud. Rahasia Keberhasilan Tim Futsal Porda Kota Bandung. 
Kami belajar dari sejarah, dan menciptakan sejarah karenanya. Alhamdulillah. Segala puji hanya bagi Allah.

Wallahualam.

Futsal Kota Bandung: Tekad, Bulat, Juara, Bisa, Bisa, Unggul, ALLAHUAKBAR!
(yell-yell futsal kota bandung)

  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Tentang Shalat

Predikat sholeh atau alim sering kita berikan kepada orang-orang yang menjaga shalatnya. “Dia mah anaknya sholeh banget, shalat 5 waktunya gak pernah bolong”. Ada yang aneh kalau dipikir-pikir. Kita yang aneh, persepsi kita.                    Shalat 5 waktu = Muslim yang sholeh.  Padahal shalat itu kewajiban seorang Muslim. Shalat itu salah satu rukun Islam. Berarti tanpa shalat kita tidak ber-Islam dan bukan seorang Muslim. Yang berarti shalat 5 waktu membuat kita menjadi Muslim. Jadi persamaan ini rasanya lebih tepat:          Shalat 5 waktu = Muslim (aja, standar). Shalat 5 waktu itu sangat biasa, karena kita Muslim. Shalat inilah yang membedakan kita dengan agama yang lain. Kita puasa, agama lain pun puasa. Kita zakat, agama lain pun begitu. Shalat itu Islam dan hanya Islam. Its what makes us unique .  Sakin...

Belajar Menjadi, Dan Dari, Orang Tua

Bismillahirrahmanirrahiim Jika Allah mengizinkan, saya akan diamanahkan seorang anak beberapa hari lagi . I can’t really tell you how I am feeling - perasaannya mungkin terlalu campur aduk. Tapi saya bisa sedikit berbagi tentang hal-hal yang mulai ngumpul dikepala, dan yang paling utama adalah: “bagaimana caranya jadi orang tua yang baik?” Untuk menjawab pertanyaan ini saya sudah mulai baca-baca beberapa judul buku dan article tentang parenting. Tapi terus saya berpikir: “Ngapain saya capek-cape nyari buku tentang parenting, sedangkan contoh real, nyata, terbukti dan sangat terasa keberhasilannya ada di dalam hidup saya!” Meminjam istilah yg di pake Randy Pausch:  “I won the parent lottery” . Kalo takdir pembagian orang tua itu sebuah undian, maka saya dan adik2 saya lah pemenang utamanya. Kami telah dihadiahkan oleh Allah orang tua yang terbaik. (Namun, sedikit sekali kami bersyukur untuknya). Kenapa saya merasa beruntung? Well, let me tell you a tiny bit abo...

Renungan, After He's Gone

Its been over a month since my father passed away. We are still in mourning because we miss him. Mungkin nanti seiring berjalannya waktu, rasa shock, sedih dan kangen itu akan mulai perlahan hilang. But a part of me don’t want that feeling to go away. Pengen terus kangen. Sebenarnya saya pribadi sudah sering diam-diam mempersiapkan diri untuk merasakan rasa kehilangan ini. Setiap kali kami sekeluarga ngumpul, selalu ada lintasan pikiran yang bilang: suatu saat pasti personil berkurang satu. Pasti. It could even be me. But you just cant prepare yourself mentally for things like these. Apalagi semendadak ini. Sejak kejadian kemarin, yang sering kepikiran kebaikan-kebaikan almarhum, flashback adegan di mobil saat sakratul maut, mikirin apa yang dipikirkan oleh Ayamu di momen-momen terakhir, gimana almarhum di alam kubur. Semoga Allah shows love to him the way he loved us. Tentu ada hal lain juga yg muncul di pikiran seperti bagaimana saat saya nanti mengalami sakratu...