Langsung ke konten utama

Kata Pengantar



Waktu itu saya menulis skripsi. Senang rasa ini ketika menulisnya (sarkasme). Lebih senang lagi saat menyelesaikannya (jujur dari hati). Gak penting.

Saat saya menulis skripsi, di bagian ‘kata pengantar’ saya menulis sebuah kalimat yang isinya kurang lebih: "penulis menyadari bahwa tulisan ini memiliki banyak kekurangan, tapi berharap semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca". Intinya skripsinya gak sempurna, harap maklum.

Saya menulis ini karena kalimat ini ada di setiap skripsi orang-orang yang sudah lulus. Saya pun ingin lulus. Ini alasan saya menulisnya.

Tapi kalau dipikir-pikir, ini memang alamiah. Manusia banget. Kemampuan kognitif kita terbatas. Kita tidak pernah sempurna, maka apa yang lahir dari pikiran kita pun pasti jauh dari sempurna. Walaupun tampak benar dan akurat, kita tidak pernah bisa yakin 100 persen. Ini manusiawi, dan kalimat itu sangat pantas di selipkan di setiap karya ilmiah manusia.

Ini memang cara manusia. Cara dia berpikir, dan cara dia membahasakannya.

Kalau Tuhan, beda lagi. Perhatikan kata pengantar-Nya:

“Alif Laam Miim. Dzalikal kitaabulaa roibafiihi hudallilmuttaqiin.” [Al Baqarah 1-2]
artinya:
Alif Laam Miim. Kitab (al quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

Bukan manusia banget. Mustahil ditulis oleh manusia.
Kalau bahasa Inggrisnya: Emphatic!. Begitu yakin, begitu singkat, begitu tegas. "gak ada salah, gak ada ragu. Sempurna!"

Memang inilah isi dari Quran. Penuh kePedean, keyakinan, ketegasan. There’s nothing like it.
Maka rugi besar jika membaca hanya sampai Kata Pengantarnya saja.

Semoga bermanfaat.

Wallahualam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orientalisme: Kenapa Kulit Putih (Terkesan) Superior?

Diteruskan dari post sebelumnya...  Kenapa kulit putih (terkesan) superior?  Ini pendapat Edward Said dalam Orientalism. Enjoy :) Pendapat Fanon ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Edward Said dalam Orientalism . Konsep superioritas-inferioritas adalah bagian dari konstruksi besar yang dilakukan Barat untuk membentuk pencitraan tertentu terhadap Orient , atau Timur. Konstruksi terhadap Orient ini dilakukan dengan cara-cara seperti “ making statements about it, authorizing views of it, describing it, by teaching it, settling it, ruling over it” (Fanon, 1967: 4) . Segala urusan Barat yang yang berkaitan dengan Orient merupakan bagian dari konstruksi besar ini. Dampak, atau tujuan, dari konstruksi ini adalah demi kekuatan dan kekuasaan. Inilah Orientalisme yang dimaksud oleh Said, yaitu Orientalisme sebagai: “a Western style for dominating, restructuring, and having authority over the Orient” (Said, 1967: 4) . Ini merupakan tujuan utama dari orientalis...

Kenapa Kulit Putih Superior?

Penjajahan mengakibatkan banyak hal untuk negara yang dijajah. Salah satunya adalah menanamkan, entah secara sengaja atau tidak sengaja, sebuah gagasan bahwa orang Barat itu lebih hebat daripada orang Timur. Begitu katanya. Ini saya kutip dari skripsi saya. Kali aja seru. Enjoy. Konsep Superioritas dan Inferioritas dalam Konteks Kolonialisme Kolonialisme sudah pasti tidak terpisah dari konsep superioritas dan inferioritas. Singkatnya, konsep atau gagasan ini menyatakan bahwa kulit putih merupakan golongan yang superior dan kulit warna merupakan golongan yang inferior.   Mengenai timbulnya konsep tersebut terdapat beberapa pandangan yang berbeda. Adakah konsep superioritas-inferioritas ini sebab atau akibat dari kolonialisme? Dalam Black Skin, White Masks Fanon secara kritis membahas persoalan ini. Fanon mempresentasikan sebuah pandangan oleh M. Mannoni yang berpendapat bahwa konsep superioritas-inferioritas adalah yang menyebabkan terjadinya kolonialisme. Pada saat ...

Sedikit Tentang Shalat

Predikat sholeh atau alim sering kita berikan kepada orang-orang yang menjaga shalatnya. “Dia mah anaknya sholeh banget, shalat 5 waktunya gak pernah bolong”. Ada yang aneh kalau dipikir-pikir. Kita yang aneh, persepsi kita.                    Shalat 5 waktu = Muslim yang sholeh.  Padahal shalat itu kewajiban seorang Muslim. Shalat itu salah satu rukun Islam. Berarti tanpa shalat kita tidak ber-Islam dan bukan seorang Muslim. Yang berarti shalat 5 waktu membuat kita menjadi Muslim. Jadi persamaan ini rasanya lebih tepat:          Shalat 5 waktu = Muslim (aja, standar). Shalat 5 waktu itu sangat biasa, karena kita Muslim. Shalat inilah yang membedakan kita dengan agama yang lain. Kita puasa, agama lain pun puasa. Kita zakat, agama lain pun begitu. Shalat itu Islam dan hanya Islam. Its what makes us unique .  Sakin...