Sujud itu posisi indah dan istimewa.
Rasul SAW pernah bilang, momen ketika kita sedang sujud adalah momen kita paling dekat dengan Tuhan.
Dalam setiap salat, kita menikmati posisi sujud sebanyak dua kali di setiap rakaat. Jadi untuk salat subuh: 4 kali sujud; dzuhur, ashar, isya: 8 kali dan magrib: 6 kali.
34 kali dalam sehari kita menikmati posisi sujud.
Ini sedikit tentang sujud.
Saat sujud kita merendahkan diri di hadapan Allah. Merendahkan diri, literally.
Bagian paling atas, paling tinggi yang pada kita (kepala), kita letakkan di tempat yang paling rendah (bumi yang kita pijak).
Kepala, yang menjadi ukuran ketinggian kita, sekarang selevel dengan kaki kita. Rendah serendah-rendahnya.
Untuk siapa kita merendahkan diri seperti ini. Dengerin:
“Subhana rabbi al a’laa”
Maha suci Tuhanku yang Maha Tinggi.
Kita paling rendah, Allah paling Tinggi. Kita ga ada apa-apanya, Allah segala-galanya. Kita berserah diri “silahkan mau diapakan saya. Bebas. Im yours”. Bagaimana tidak tenang kalau sudah begini.
Kalau masih belum menemukan ketenangan. I guarantee, its because youre doing it too fast.
Kalau kata seorang ustad di sebuah mimbar, kita sering sujud kaya bola bekel. Begita nyentuh lantai langsung mantul lagi ke atas. Gak berasa jadinya. Take your time, kalem. Nikmatin.
Itulah sujud. Interaksi paling hebat antara hamba dengan Tuhannya.
Sujud kini tampaknya hanya identik dengan Islam.
Tapi apakah hanya Islam yang mengajarkan untuk bersujud di hadapan Tuhan. Oh tidak.
Tulisan berikutnya akan menjelaskan hal ini. Saya punya bukti otentik.
Semoga bermanfaat.
Wallahualam.
Komentar
Posting Komentar