Langsung ke konten utama

Antara Tangan dan Hati


Anakku...
Pahamilah, kenikmatan dunia ini larinya hanya ke dua tempat: tangan atau hati.
Di dunia ini banyak sekali orang yang membayangkan keindahan dunia di hati mereka, walaupun tidak memiliki sedikitpun dari dunia itu di tangannya.
Kasihan.
Hidup mereka penuh dengan keinginan dan angan-angan dan berjuang mati-matian agar tangan kosong mereka diisi dengan kenikamatan dunia itu.

Istriku...
Pahamilah, harta itu tempatnya di tangan, maka kerja keraslah agar tangan itu menggenggamnya.
Tapi ketahuilah, harta ditangan itu senang sekali pelan-pelan pergi menyelinap menuju hati.
Please be careful.
Setiap kali kamu mendapatkan harta-mu mulai beranjak menuju hati, tangkaplah ia dan kembalikan ia ke genggaman tangan, karena di situ lah tempat terbaik baginya.

Adik-adikku…
Jadilah orang yang meletakkan harta dunia ditangannya.
Sehingga saat harta dunia itu datang dan pergi – dan memang ia pasti akan datang dan pergi – maka hanya kondisi tangan kita yang berubah, tapi kondisi hati tidak terpengaruh sedikitpun.

Teman-temanku…
Satu-satunya hal yang layak kita pelihara di dalam hati adalah akhirat.
Semoga kita diberi kecerdasan untuk menempatkan dunia ditangan dan akhirat senantiasa dihati.

Aamiin


Ramadhan, 1435 H – 2014 M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Menjadi, Dan Dari, Orang Tua

Bismillahirrahmanirrahiim Jika Allah mengizinkan, saya akan diamanahkan seorang anak beberapa hari lagi . I can’t really tell you how I am feeling - perasaannya mungkin terlalu campur aduk. Tapi saya bisa sedikit berbagi tentang hal-hal yang mulai ngumpul dikepala, dan yang paling utama adalah: “bagaimana caranya jadi orang tua yang baik?” Untuk menjawab pertanyaan ini saya sudah mulai baca-baca beberapa judul buku dan article tentang parenting. Tapi terus saya berpikir: “Ngapain saya capek-cape nyari buku tentang parenting, sedangkan contoh real, nyata, terbukti dan sangat terasa keberhasilannya ada di dalam hidup saya!” Meminjam istilah yg di pake Randy Pausch:  “I won the parent lottery” . Kalo takdir pembagian orang tua itu sebuah undian, maka saya dan adik2 saya lah pemenang utamanya. Kami telah dihadiahkan oleh Allah orang tua yang terbaik. (Namun, sedikit sekali kami bersyukur untuknya). Kenapa saya merasa beruntung? Well, let me tell you a tiny bit abo...

Sedikit Tentang Shalat

Predikat sholeh atau alim sering kita berikan kepada orang-orang yang menjaga shalatnya. “Dia mah anaknya sholeh banget, shalat 5 waktunya gak pernah bolong”. Ada yang aneh kalau dipikir-pikir. Kita yang aneh, persepsi kita.                    Shalat 5 waktu = Muslim yang sholeh.  Padahal shalat itu kewajiban seorang Muslim. Shalat itu salah satu rukun Islam. Berarti tanpa shalat kita tidak ber-Islam dan bukan seorang Muslim. Yang berarti shalat 5 waktu membuat kita menjadi Muslim. Jadi persamaan ini rasanya lebih tepat:          Shalat 5 waktu = Muslim (aja, standar). Shalat 5 waktu itu sangat biasa, karena kita Muslim. Shalat inilah yang membedakan kita dengan agama yang lain. Kita puasa, agama lain pun puasa. Kita zakat, agama lain pun begitu. Shalat itu Islam dan hanya Islam. Its what makes us unique .  Sakin...
...bikin mikir...