Humans are obsessed with results. Saat kita mau naik kelas atau lulus sekolah, yang dilihat adalah nilai kita. Saat kita mengikuti perlombaan, yang dinilai adalah hasil point kita. Begitu juga saat kita mau melamar pekerjaan, yang terpampang di CV kita adalah daftar raihan prestasi kita. Bagaimana cara dan usaha kita mendapatkan nilai dan prestasi itu? That’s not important. Orang gak mau tau jerih payah, jatuh bangun, perjuangan kita dalam melakukan sebuah usaha. Pokonya kalau gagal mendapatkan hasil yang baik, ya kita dianggap gagal. Kita kurang hebat. Ini memang alamiah. Begitulah cara manusia menilai kehebatan seseorang. Kita menilai dari prestasi, dari hasil akhir yang bisa dilihat. Kalau Allah, sebaliknya. Yang dinilai adalah usaha kita. Hasilnya bagaimana? That’s not important. CV yang akan ditunjukkan di akhirat adalah CV yang disana terpampang semua usaha kita. Dari situ lah kehebatan kita dinilai. Banyak Nabi yang prestasi amalnya menyedih...
They say writing is therapy. I say okay.