Alhamdulillah.
Anak saya sekarang sudah memasuki fase dimana dia mulai mampu menunjukkan dan mengkomunikasikan perasaannya. Bagaimana sebaiknya kita merespon perasaan (khususnya perasaan negatif) yang anak tunjukkan kepada kita?
Here's a bit of an insight, quoted from a great book I'm reading.
Semoga bermanfaat.
----
Sedih, takut, ngeri, kesal, jijik, atau marah adalah keadaan yang sungguh-sungguh dialami anak. Kita tak dapat mengingkari atau menolaknya. Semakin kita menolak perasaan anak, semakin sulit kita menetralkan perasaan anak terjadi. Bahkan bisa jadi, pengingkaran kita terhadap perasaan anak membuat anak merasa tidak di terima atau diabaikan. Ini justru bisa berbahaya. Alih-alih kita ingin membesarkan anak, justru ia merasa diremehkan.
Jadi, kalalu anak menampakkan rasa takut – apalagi kalua ia
mengungkapkan secara langsung – tanggapilah ia dengan menunjukkan penerimaan
terhadap perasaannya. Katakan kepadanya dengan penuh empati, “Kamu takut ya,
Nak?” Atau ungkapan lain yang menunjukkan bahwa Anda mengerti perasaannya dan
menerima setulus hati. Jangan katakana yang sebaliknya, “Masak kamu takut, sih?
Cuma gitu aja, kok.”
Dikutip dari: Segenggam Iman Anak Kita by Muhammad Fauzil Adhim
Komentar
Posting Komentar