Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2011
...bikin mikir...

Kata Pengantar

Waktu itu saya menulis skripsi. Senang rasa ini ketika menulisnya (sarkasme). Lebih senang lagi saat menyelesaikannya (jujur dari hati). Gak penting. Saat saya menulis skripsi, di bagian ‘kata pengantar’ saya menulis sebuah kalimat yang isinya kurang lebih: "penulis menyadari bahwa tulisan ini memiliki banyak kekurangan, tapi berharap semoga dapat bermanfaat bagi yang membaca". Intinya skripsinya gak sempurna, harap maklum . Saya menulis ini karena kalimat ini ada di setiap skripsi orang-orang yang sudah lulus. Saya pun ingin lulus. Ini alasan saya menulisnya. Tapi kalau dipikir-pikir, ini memang alamiah. Manusia banget. Kemampuan kognitif kita terbatas. Kita tidak pernah sempurna, maka apa yang lahir dari pikiran kita pun pasti jauh dari sempurna. Walaupun tampak benar dan akurat, kita tidak pernah bisa yakin 100 persen. Ini manusiawi, dan kalimat itu sangat pantas di selipkan di setiap karya ilmiah manusia. Ini memang cara manusia. Cara dia ber

Sedikit Tentang Shalat

Predikat sholeh atau alim sering kita berikan kepada orang-orang yang menjaga shalatnya. “Dia mah anaknya sholeh banget, shalat 5 waktunya gak pernah bolong”. Ada yang aneh kalau dipikir-pikir. Kita yang aneh, persepsi kita.                    Shalat 5 waktu = Muslim yang sholeh.  Padahal shalat itu kewajiban seorang Muslim. Shalat itu salah satu rukun Islam. Berarti tanpa shalat kita tidak ber-Islam dan bukan seorang Muslim. Yang berarti shalat 5 waktu membuat kita menjadi Muslim. Jadi persamaan ini rasanya lebih tepat:          Shalat 5 waktu = Muslim (aja, standar). Shalat 5 waktu itu sangat biasa, karena kita Muslim. Shalat inilah yang membedakan kita dengan agama yang lain. Kita puasa, agama lain pun puasa. Kita zakat, agama lain pun begitu. Shalat itu Islam dan hanya Islam. Its what makes us unique .  Saking istimewanya, bagi kita Muslim laki-laki, tidak ada alasan apapun untuk tidak shalat. Tidak ada cerita izin, nitip absen, atau libur.

Khutbah Terakhir Nabi Muhammad SAW

Tarikh : 9hb. Zulhijjah Tahun 10 Hijriah Tempat : Lembah Uranah, Gunung Arafah. "Wahai manusia, dengarlah baik baik apa yaang hendakku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini, dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanah kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah sakiti sesiapa pun, agar orang lain tidak menyakiti kamu pula. Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu, dan dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba', oleh itu segala urusan yang melibatkan riba' di batalkan mulai sekarang. Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara perkara besar, maka berjaga jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara perkara kecil.

Pesan Terakhir

Sudah baca Khutbah Terakhir Nabi Muhammad? Saya suka salah satu pesan Nabi. Satu dari beberapa pesan indah yang diwariskan kepada kita dalam khutbah terakhir beliau. Saya pertama mendapatkannya dalam bahasa Inggris, and I'll keep it that way . Simpel, tapi ngena . and so so true. Read: "Beware of Satan, for your safety of your religion. He has lost all hope that he will ever be able to lead you astray in big things, so beware of following him in small things." Kedurhakaan yang gede dan nyata udah ga jaman untuk setan. Hal-hal kecil dan halus, itu sepertinya yang kini menggerogoti Islam kita. Kadang disadari, lebih sering tidak, saking halusnya.  Gawat memang. Kita hanya bisa aman kalau selalu waspada. Hanya bisa selalu waspada kalau senantiasa diingatkan. Semoga kita selalu haus akan pengingat. Ini khutbah terakhir nabi yang utuh:  http://aferiza.wordpress.com/2007/09/05/khutbah-terakhir-nabi-muhammad-saw/ . silakan dibaca. pasti suka. Wall

Filosofi Futsal Porda Kota Bandung

Tercatat sudah di dalam sejarah olah raga Jawa Barat. Tahun 2010 tim Kota Bandung menjuarai cabang paling anyar dalam gelaran PORDA JABAR - cabang Futsal. Profil pemain-pemain yang membawa tim ini juara bukan lagi menjadi rahasia bagi para pencinta futsal di Bandung, bahkan Jawa Barat. Tapi yang hingga kini masih menjadi rahasia adalah filosofi yang diusung para pemain tersebut untuk meraih keberhasilan saat itu: Filosofi Uhud. Setiap setelah shalat subuh berjamaah di masjid, para pemain kembali ke kamar mes untuk melakukan pengajian bersama. Bukan hal istimewa, hanya membaca quran bersama dan tausiyah singkat. Hal biasa, namun efeknya luar biasa. Subuh itu kami agak lelah karena sehari sebelumnya menjalankan pertandingan dan memenangkannya dengan telak, alhamdulillah. Namun rutinitas harus tetap dijalankan. Waktu itu giliran RT (kamar) 1 untuk menjadi tuan rumah pengajian. Penghuni RT 1 adalah Julinur, Ragil, Restu, Jaer dan saya sendiri. Sebelumnya kami telah memutuskan

Rapatkan!

Imam bilang: Lurus dan rapatkan shaf. Saya berpikir: Lurus agar rapi, tapi rapat untuk apa? Kenapa harus rapat sampai kaki bersentuhan? Saya disodorkan sebuah jawaban: kata Rasul harus rapat, biar setan tidak bisa lewat. Sami’na wa’ata’na. Saya dengar dan saya taat. Kaki pun dirapatkan. Tapi sebentar, setan mana? Dalam wujud apa? Setan jin atau setan manusia? Ternyata bukan keduanya. Tapi kita sendiri. Sifat setan yang ada pada diri kita, orang-orang yang salat. Sifat setan yang mana? Sifat setan yang diskriminatif, sombong dan menimbulkan perselisihan. Jangan deket-deket, saya kaya kamu mah miskin. Saya mah menteri, kamu mah rakyat. Saya mah bos kamu mah bawahan. Saya berpendidikan kamu mah bodoh. Saya putih kamu mah hitam. Saya Jawa kamu mah Batak. Saya Indonesia kamu mah Malaysia. Setan ini yang dimaksud. Tidak ada masjid khusus Batak, masjid khusus Sunda, masjid khusus Minang. Saat dengar adzan semua berhak (diwajibkan) memenuhi panggilan itu dan datangi ma