Langsung ke konten utama

Berita Baik Dibalik Dosa




Kebiasaan kita, kalo abis merasa melakukan kesalah terhadap orang lain, kita menjauhi orang itu. Kenapa? Karena gak enakan, merasa bersalah, takut dia kesel ngeliat kita, takut dia marah.

Seringnya kita juga begini dengan Allah.

Setelah melakukan suatu perbuatan dosa atau keji, kita merasa kotor dan tidak pantas untuk dekat dengan Allah, maka kita hindari masjid, kita hindari quran, kita hindari temen-temen soleh. Lagi-lagi, bukan karena kita tidak suka, tapi karena merasa gak enakan, kotor, tidak pantas.

Padahal Allah beda dengan manusia.

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzolimi diri sendiri, mereka (segera) ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imron: 135)

Habis dosa, ingat Allah. DAN SEGERA. Lalu minta ampun. And everything will be okay. Masalah beres? dosa diampuni?

Almost. Tinggal 1 hal lagi.

Banyak orang yang pinter, tapi pinternya nanggung. Karena nanggung, dipake dengan licik, biar kelihatan keren. Diabolisme intelektual. Contoh paling sederhananya ya statement-statement seperti ini:
“Gapapa dosa itu lagi. Entar kan bisa tobat lagi. Allah kan Maha Pengampun”

Untuk mengcounter aomongan-omongan ini, maka ada syarat terakhir untuk bisa oke lagi sama Allah dan dosanya benar-benar diampuni: “tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”

You might be asking, itu kan ayatnya cuma ngejelasin sifat atau kelompok orang, gak nybeutin bahwa orang-orang itu termasuk baik apa gak. It’s just a long subject with no predicate.

Yes, now read the next ayat:
“Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (Ali Imron: 136)

Ga cuma ampunan, tapi juga surga.

Berita baik untuk para pendosa 

Wallahualam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Futsal Porda Kota Bandung

Tercatat sudah di dalam sejarah olah raga Jawa Barat. Tahun 2010 tim Kota Bandung menjuarai cabang paling anyar dalam gelaran PORDA JABAR - cabang Futsal. Profil pemain-pemain yang membawa tim ini juara bukan lagi menjadi rahasia bagi para pencinta futsal di Bandung, bahkan Jawa Barat. Tapi yang hingga kini masih menjadi rahasia adalah filosofi yang diusung para pemain tersebut untuk meraih keberhasilan saat itu: Filosofi Uhud. Setiap setelah shalat subuh berjamaah di masjid, para pemain kembali ke kamar mes untuk melakukan pengajian bersama. Bukan hal istimewa, hanya membaca quran bersama dan tausiyah singkat. Hal biasa, namun efeknya luar biasa. Subuh itu kami agak lelah karena sehari sebelumnya menjalankan pertandingan dan memenangkannya dengan telak, alhamdulillah. Namun rutinitas harus tetap dijalankan. Waktu itu giliran RT (kamar) 1 untuk menjadi tuan rumah pengajian. Penghuni RT 1 adalah Julinur, Ragil, Restu, Jaer dan saya sendiri. Sebelumnya kami telah memutuskan

Belajar Menjadi, Dan Dari, Orang Tua

Bismillahirrahmanirrahiim Jika Allah mengizinkan, saya akan diamanahkan seorang anak beberapa hari lagi . I can’t really tell you how I am feeling - perasaannya mungkin terlalu campur aduk. Tapi saya bisa sedikit berbagi tentang hal-hal yang mulai ngumpul dikepala, dan yang paling utama adalah: “bagaimana caranya jadi orang tua yang baik?” Untuk menjawab pertanyaan ini saya sudah mulai baca-baca beberapa judul buku dan article tentang parenting. Tapi terus saya berpikir: “Ngapain saya capek-cape nyari buku tentang parenting, sedangkan contoh real, nyata, terbukti dan sangat terasa keberhasilannya ada di dalam hidup saya!” Meminjam istilah yg di pake Randy Pausch:  “I won the parent lottery” . Kalo takdir pembagian orang tua itu sebuah undian, maka saya dan adik2 saya lah pemenang utamanya. Kami telah dihadiahkan oleh Allah orang tua yang terbaik. (Namun, sedikit sekali kami bersyukur untuknya). Kenapa saya merasa beruntung? Well, let me tell you a tiny bit about m

6 Tips Agar Anak Rajin Shalat di Masjid

Istri saya sedang hamil 8 bulan dan layaknya pasangan-pasangan lainnya yang sedang menantikan kelahiran anak pertamanya, kami sering membicarakan tentang masa depan, tentang si kecil, nama apa yang lucu, akan sekolah di mana dan hal-hal seru lainnya. Salah satu hal yang sempat menjadi pembahasan yang menarik diantara kami berdua adalah tentang keinginan kami, jika dianugerahi bayi laki-laki, untuk menjadikannya tumbuh menjadi remaja yang cinta masjid. Kami sangat ingin anak kami tumbuh menjadi seseorang yang hatinya tertaut kepada masjid. Kami ingin memiliki anak laki-laki yang bisa tetap tersenyum saat tidak mandapat mainan terbaru, tapi gelisah jika melewati shalat berjamaah di masjid; seorang pemuda yang jika mendatangi sebuah daerah baru, maka yang ditanya pertama bukanlah, “dimana warung terdekat? Saya ingin beli rokok”, tapi sibuk menanyakan, “dimana masjid terdekat? Sebentar lagi Ashar”. Itu yang kami inginkan dan kami telah sepakat tentang ini. Sekarang, yang